Nojapi-japi. No artinya = ber (sebagai awalan). Japi = sapi. Japi-japi =
bermain sapi-sapi. Alat permainan ini terdiri dari bahan-bahan: pelepah
kelapa yang masih mentah, tali dan tempurung kelapa. Alat permainan ini
berbentuk seperti sapi. Warna hijau, coklat, makna kekuatan dan
keberanian.
Cara pembuatan
Sebelumnya dipilih pelepah kelapa yang besar dan tebal, pada bagian pangkalnya sebagai bahan utama, tempurung (batok) kelapah yang tebal dan tua serta daun silar yang panjang lagi lebar. Setelah semua bahannya terpilih kemudian pelepah kelapa, diukur dengan panjang ± 5 cm untuk tempat masuknya tempurung yang berbentuk tanduk. Membuat tanduk dari bahan tempurung ini diperlukan ketekunan, karena diambil dari tempurung yang dalam bentuk utuh pada bagian tebal.
Setelah dibentuk, serat-seratnya (bulunya) dicukur dengan pisau atau parang agar lebih bagus dan licin. Bentuk tanduk ini ada yang panjang dan ada pula yang pendek. Daun silar yang mudah dikeluarkan lidinya lalu dibuat tali. Membuat tali untuk keperluan permainan ini ada bermacam-macam cara. Ada dengan cara hanya memilih sajadaun silar dihaluskan yang terdiri dari dua serat, ada pula cara dengan cara dengan tiga atau empat serat, dan serat-serat tersebut sebelumnya diketatkan yakni dengan memutar-mutar atau dipilin kuat-kuat. Serat-serat yang telah dipilin buat ini diramu menjadi tali, dengan panjang ± 2 1/2 meter. Pelepah kelapa yang telah dibentuk tadi pada bagian yang dibelah, dimasukan tempurung yang berbentuk tanduk dengan cara memukul-mukul tempurung dalam posisi kedua ujungnya mengarah keatas sehingga tempurung tanduk itu menjadi kuat dan tidak gampang tergoyang. Antara tanduk dan batas bagian leher diikatkan tali yang telah dipilin tadi, dengan cara demikian sapi-sapian itu ditarik kemana-mana.
Fungsi
Permainan ini hanya semata-mata untuk kesenangan, disamping dapat sifat kompetitif. Dalam permainan ini seringkali diadakan adu-beradu diantara apia-sapian tersebut.
Cara memainkan
Kalau anak-anak bermain hanya untuk kesenangannya saja, maka sapi-sapian itu ditarik kesana-kemarisambil memegang talinya. kadang-kadang pula dibawa lari sambil melompat-lompat meniru-niru sapi yang melompat, atau meniru sapi yang sedang berlari-lari. Untuk lebih semarak lagi maka setiap anak membuat dua ekor sapi-sapian dan dipasang seperti layaknya sapi yang sedang menarik gerobak. Dalam hal seperti ini anak-anak biasanya mengadu kekuatan membawa lari, sambil berlomba siapa yang lebih cepat dan sapi-sapian itu tidak berguling-guling. Jadi sangat diperlukan keterampilan membawa lari sapi-sapian itu dalam berlomba agar tetap pada posisi semula. Tetapi apabila anak-anak menginginkan ada kekuatan tanduknya yang terbuat dari tempurung, dan ada kekuatan talinya, maka cara memainkannya lain pula.
1. Pertama-tama menyiapkan arena permainan ditanah datar keras dan tak banyka debu, dan berukuran panjang ± 7 - 10 meter.
2. Dua orang anak yang akan bertanding menyiapkan sapi-sapinya masing-masing satu.
3. Masing-masing anak berdiri pada ujung arena permainan, sipa memegang tali sapi-sapinya, pada tangan kanan.
4. Setelah mendengar aba-aba, kedua anak membawa lari sapi-sapinya dengan cepat, yang berlawan arah.
5. Kira-kira pada pertengahan arena sapi-sapian itu dipertemukan dengan cara, tangan yang memegang talinya diayun kekanan sedikit (apabila tangan kanan yang memegang), begitu pula lawan bermain. Pada saat inilah terjadi tabrakan yang keras, sehingga biasanya terjadi dua hal, yakni talinya putus atau tanduk yang patah, Apabila tidak terdapat dua hal tersebut, maka permainan diulang.
6. Siapa yang putus talinya atau patah tanduknya dia dinyatakan kalah dalam permainan tersebut.
7. Permainan ini dimainkan anak-anak yang berumur 7-12 tahun.
Persebarannya
Dahulu permainan ini dikenal semua oleh anak-anaki ditanah Kaili, apabila musim mengolah kelapa mulai dari musim panjat sampai pada waktu mengeringkan kelapa. Pengrajin khusus hampir tak ada karena hampir semua anak dapat membuatnya sendiri, walau sekali-kali dibantu oleh orang dewasa atau orang tua. Pada masa sekarang permainan itu hampir tak dikenal oleh anak-anak lagi, jutru karena banyaknya permainan baru yang bermunculan dimana-mana.
Cara pembuatan
Sebelumnya dipilih pelepah kelapa yang besar dan tebal, pada bagian pangkalnya sebagai bahan utama, tempurung (batok) kelapah yang tebal dan tua serta daun silar yang panjang lagi lebar. Setelah semua bahannya terpilih kemudian pelepah kelapa, diukur dengan panjang ± 5 cm untuk tempat masuknya tempurung yang berbentuk tanduk. Membuat tanduk dari bahan tempurung ini diperlukan ketekunan, karena diambil dari tempurung yang dalam bentuk utuh pada bagian tebal.
Setelah dibentuk, serat-seratnya (bulunya) dicukur dengan pisau atau parang agar lebih bagus dan licin. Bentuk tanduk ini ada yang panjang dan ada pula yang pendek. Daun silar yang mudah dikeluarkan lidinya lalu dibuat tali. Membuat tali untuk keperluan permainan ini ada bermacam-macam cara. Ada dengan cara hanya memilih sajadaun silar dihaluskan yang terdiri dari dua serat, ada pula cara dengan cara dengan tiga atau empat serat, dan serat-serat tersebut sebelumnya diketatkan yakni dengan memutar-mutar atau dipilin kuat-kuat. Serat-serat yang telah dipilin buat ini diramu menjadi tali, dengan panjang ± 2 1/2 meter. Pelepah kelapa yang telah dibentuk tadi pada bagian yang dibelah, dimasukan tempurung yang berbentuk tanduk dengan cara memukul-mukul tempurung dalam posisi kedua ujungnya mengarah keatas sehingga tempurung tanduk itu menjadi kuat dan tidak gampang tergoyang. Antara tanduk dan batas bagian leher diikatkan tali yang telah dipilin tadi, dengan cara demikian sapi-sapian itu ditarik kemana-mana.
Fungsi
Permainan ini hanya semata-mata untuk kesenangan, disamping dapat sifat kompetitif. Dalam permainan ini seringkali diadakan adu-beradu diantara apia-sapian tersebut.
Cara memainkan
Kalau anak-anak bermain hanya untuk kesenangannya saja, maka sapi-sapian itu ditarik kesana-kemarisambil memegang talinya. kadang-kadang pula dibawa lari sambil melompat-lompat meniru-niru sapi yang melompat, atau meniru sapi yang sedang berlari-lari. Untuk lebih semarak lagi maka setiap anak membuat dua ekor sapi-sapian dan dipasang seperti layaknya sapi yang sedang menarik gerobak. Dalam hal seperti ini anak-anak biasanya mengadu kekuatan membawa lari, sambil berlomba siapa yang lebih cepat dan sapi-sapian itu tidak berguling-guling. Jadi sangat diperlukan keterampilan membawa lari sapi-sapian itu dalam berlomba agar tetap pada posisi semula. Tetapi apabila anak-anak menginginkan ada kekuatan tanduknya yang terbuat dari tempurung, dan ada kekuatan talinya, maka cara memainkannya lain pula.
1. Pertama-tama menyiapkan arena permainan ditanah datar keras dan tak banyka debu, dan berukuran panjang ± 7 - 10 meter.
2. Dua orang anak yang akan bertanding menyiapkan sapi-sapinya masing-masing satu.
3. Masing-masing anak berdiri pada ujung arena permainan, sipa memegang tali sapi-sapinya, pada tangan kanan.
4. Setelah mendengar aba-aba, kedua anak membawa lari sapi-sapinya dengan cepat, yang berlawan arah.
5. Kira-kira pada pertengahan arena sapi-sapian itu dipertemukan dengan cara, tangan yang memegang talinya diayun kekanan sedikit (apabila tangan kanan yang memegang), begitu pula lawan bermain. Pada saat inilah terjadi tabrakan yang keras, sehingga biasanya terjadi dua hal, yakni talinya putus atau tanduk yang patah, Apabila tidak terdapat dua hal tersebut, maka permainan diulang.
6. Siapa yang putus talinya atau patah tanduknya dia dinyatakan kalah dalam permainan tersebut.
7. Permainan ini dimainkan anak-anak yang berumur 7-12 tahun.
Persebarannya
Dahulu permainan ini dikenal semua oleh anak-anaki ditanah Kaili, apabila musim mengolah kelapa mulai dari musim panjat sampai pada waktu mengeringkan kelapa. Pengrajin khusus hampir tak ada karena hampir semua anak dapat membuatnya sendiri, walau sekali-kali dibantu oleh orang dewasa atau orang tua. Pada masa sekarang permainan itu hampir tak dikenal oleh anak-anak lagi, jutru karena banyaknya permainan baru yang bermunculan dimana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar